Iri
Dengki Dalam Islam Iri Dengki adalah
bagian dari sifat orang kafir, iri dengki terbagi Menjadi 3 bagian
1.Dengki
atas nikmat orang lain serta ingin hilangnya nikmat tersebut dan berusaha mendapatkan kenikmatan tersebut
2.Dengki
atas nikmat orang lain serta ingin nikmat itu hilang akan tetapi tidak ingin mendapatkanya
3.Menginginkan
nikmat orang lain akan tetapi tidak ingin merebut kenikmatan tersebut.
dengki dalam islam Satu dan dua adalah sifat orang kafir, yahudi dan musyrik,
adapun point yang ke tiga adalah
sifat orang iman sebagaimana kita menginginkan
bisa bershodakoh seperti fulan itu. Kedengkian akan mencukur amal kita dan akan menghilangkan semua amal
baik kita sebagaimana api membakar
rumput yang kering tidak akan menyisakan
sedikitpun dari amal baik kita.
Rasa
iri bisa membuat orang gelap mata dan memandang selalu dengan suudzan. Kadang kebencian ini ditularkan kepada
orang lain.
Dikatakannya bahwa keberhasilan
yang diraih orang yang dibencinya
lewat jalan yang tidak benar. Ada juga yang mencibir, menebar fitnah bahkan membuat makar. Bila sudah begitu
iri hati lebih berbahaya daripada
sakit kronis yang susah diobati. Dengki
timbul karena tiupan setan, karena itu segera redam dengan ber-taawwudz kepada Allah. Caranya dengan membaca ayat
kursi dan muawwidzatain. Atau
membaca, “Audzu bikalimatillahi at tammah
min syarri ma khalaq.” (aku berlindung kepada kalimat allah yang sempurna dari kejelekan mahluk-Nya).
Takdir Iri Dengki Dari Allah Tak Pernah Salah
Seorang ahli hikmah mengatakan, jika dilihat
dari sisi takdir orang yang iri
dengki berarti sedang menantang tuhan. Alasannya ialah ;
pertama,
membenci nikmat-Nya yang diberikan kepada orang lain.
Kedua,
merasa bahwa Allah tidak adil dalam membagi karunia.
Ketiga,
menganggap bahwa Allah bakhil terhadap dirinya.
Keempat, menganggap hina hamba Allah dan menyanjung dirinya sendiri dan
kelima, lebih menuruti bisikan iblis daripada perintah Allah.
Rasa iri dengki tersebut muncul karena melihat orang lain
memiliki kelebihan yang tak ia miliki.
Bisa jadi berupa harta, bakat atau keahlian tertentu. Kebencian ini menjadi lebih besar bila orang yang
didengkinya lebih rendah kedudukannya.
Semua nikmat dan kelebihan yang dimiliki hamba
tak lain adalah bagian dari qadha’
dan qadar. Manusia tidak dikatakan beriman jika tidak mengimaninya.
Allah
memiliki sifat al ‘alim (dzat yang maha tahu) yang menentukan segalanya dengan ilmu-Nya. Karena itu
memberi hambanya segala sesuatu yang terbaik
baginya. Tugas manusia adalah
meyakini sepenuhnya bahwa semua kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan dibagikan sesuai
dengan hikmah. Tidak semua nikmat
dapat membuat hamba bersyukur. Ada hamba yang lebih baik miskin daripada kaya. Sebab kemiskinan dapat
membuatnya bersyukur bukan kekayaan.
Misalnya
adalah Qarun, yang dapat beriman
tatkala miskin tapi melupakan Allah saat kunci gudang hartanya tidak sanggup dipanggul tujuh
orang. Ada pula yang lebih tepat
kaya, karena mampu mengatur kekayaannya sesuai tuntunan agama, misalnya sahabat Utsman bin Affan dan
Abdurrahman bin Auf. Allah berfirman yang artinya, “Dan Jikalau Allah
melampangkan rezeki kepada hamba hamba-Nya
tentunya mereka akan melampaui batas
di muka bumi, tetapi allah menurunkan apa yang dikehendakinya dengan ukuran. Sesungguhnya dia maha
mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi maha
melihat.” (QS. As Syura: 27)
Mengatasi
Rasa Iri Dengki Dalam Diri Syukuri Apa yang Ada Iri
dengki membuat diri sendiri lupa terhadap banyaknnya nikmat yang diperoleh dan kelebihan yang dimiliki, hanya saja
bentuk dan proporsinya berbeda. Ia
lebih fokus pada kekurangannya bukan potensinya. Ia merasa kurang dan lemah, padahal bisa jadi orang
yang didengki merasa tak lebih beruntung dari
orang yang mendengki.
Seperti itulah godaan setan, membisikkan bahwa ‘rumput tetangga lebih hijau’. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa tuntunan nafsu akan terhenti saat yang diinginkan dapat diperoleh. Sebab, tabiat nafsu selalu merasa kurang. Karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan selalu melihat ke ‘bawah’. Agar kita selalu sadar bahwa ada banyak orang yang lebih sulit keadaannya. Sehingga kita mensyukuri apa yang telah dimiliki. “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan rupa, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Batin akan merasa tenang bila dapat menyeimbangkan antara keinginan dan kenyataan. Dengan bersabar dan bersyukur ujian Allah dapat dilalui dengan mudah. Alkisah, seorang wanita cantik menikah dengan pria yang buruk rupa. Semua orang menyayangkan dan mencibir.
Bahkan
ada yang berkata bahwa si wanita terkena guna-guna. Tapi hal itu tak dapat membuat suami-istri tersebut goyah. Suatu hari sang istri
berkata kepada suaminya, “Suamiku
allah memberi ujian kepadamu berupa istri yang cantik, bersyukurlah. Sedangkan aku diuji dengan anda tapi aku
bersabar. Kita berdua mendapat
pahala.” Cara kedua menghindari
sifat hasud atau iri dengki : Selalu
meningkatkan iman kepada Allah SWT Berupaya
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT Mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya Meningkatkan
sifat Qana’ah (menerima dengan ridlo setiap anugerah Allah SWT) Menyadari
kedudukan harta dan jabatan dalam kehidupan manusia di dunia.
Kebiasaan-kebiasaan yang harus dilatih agar terhindar dari sifat hasud Membiasakan diri menghormati pendapat orang lain agar terhindar dari konflik Membiasakan diri melakukan perbuatan baik, karena Allah bersama orang yang berbuat baik (Q.S. 16 :128) Membiasakan diri senang dan bersyukur serta memberikan selamat atas keberhasilan/kebahagiaan orang lain Membiasakan diri memelihara hubungan baik/silaturrahim Membiasakan diri mempelajari, memahami dan memperaktikkan ayat-ayat Allah Kemitmen untuk selalu meningkatkan ke-Islaman terutama salat lima waktu Membiasakan diri mensyukuri nikmat/pemberian Allah sekecil apapun. Sedangkan penyebab kedengkian diantaranya :
1.Kesombongan
2.Merasa
Tersakiti Contoh : Orang tua
yang akan menikahkan anaknya dengan anak tetangganya atau yang lain, pada waktu yang telah ditentukan dan undangan
sudah disebar, salah satu pihak memutuskan/ membatalkan rencana tersebut, dia kecewa, malu sama
undangan, benci dan bahkan dendam
kepada calon mantunya, maka akan timbullah
kedengkian dalam dirinya. Padahal ketika dia mengetahui bahwa Allohlah pemilik segalanya, yang menyebabkan dia
berjodoh atau tidak dan Alloh Maha
tahu apa yang akan terjadi apabila berjodoh
dengannya, boleh jadi ketika menikah rumah tangganya akan berantakan, maka ketika kita ridho menerimanya
insya Alloh, Alloh SWT akan
memberi pengganti yang lebih baik dan tidak harus menimbulkan kedengkian kepada siapapun.
3.Persaingan Penyebab munculnya kedengkianpun bisa timbul karena
persaingan, baik berupa persaingan
usaha, kerja, kedudukan dll. Biasanya persaingan ini satu level/ setingkat, tukang warung dengan tukang
warung, tukang ojeg dengan tukang ojeg, karyawan
dengan karyawan, menejer dengan
menejer dan seterusnya.
4.Keinginan memimpin Adanya keinginan memimpin dalam satu organisasi, kelompok, perusahaan dan sebagainya, menyebabkan munculnya keinginan saling menonjolkan kemampuan, yang apabila pada akhirnya dia terkalahkan oleh lawannya dan dia tidak siap menerimanya maka akan muncul iri dengki dalam diri.